Read more: http://farhanshare.blogspot.com/2012/09/cara-agar-artikel-blog-tidak-bisa-di_1.html#ixzz2JboOJZMH Sunshine Appuach (PrincesSholehah): 2013

Selasa, 08 Oktober 2013

persahabatan yang SabarGan




Nata dan Niki duduk di bawah pohon depan halaman rumah Nata sambil mengemut lollipop caramel kesukaan mereka dan mendengarkan musik. Sejak kecil mereka selalu sama-sama dan orang tua mereka menempatkan Nata dan Niki disekolah yang sama. Setiap sore Nata dan Niki selalu bersepeda bersama seiring berjalannya waktu dan mereka sudah menginjak bangku SMP mereka tak pernah lagi bermain sepeda… Saat membicarakan kejadian lucu disekolah sambil tertawa kedua remaja itu teringat masa-masa kecil dulu “Nik inget gak waktu jaman kita SD dulu suka main sepeda terus kamu sempet nangis gara-gara jatoh…haha lucu banget deh ekspresi nya”, ucap Nata sambil tertawa. “ih Nata apaain sih kaya gitu aja masih diinget namanya juga masih bocah wajarlah kalo naik sepeda jatuh terus nangis kan sakit tau”, jawab Niki sambil cemberut malu. “sebentar lagi kita SMA nih, Nat kamu punya cita-cita gak sih.., kalo aku sih dah gede mau jadi penyanyi terus Go Iternasional gitu.”kata niki dengan muka senyu. “hah penyanyi suara cempreng kayak gitu mau jadi penyanyi udah aja sana rekaman di kamar mandi.”jawab Nata. “woo suaraku bangus kali Nat, emang cita-cita kamu apa Nat?” “Aku sih mau jadi penulis lagu dan aku pengen banget kuliah di universitas musik”. Aku doain semoga cita-cita kita tercapai Aamiin.
                                                                        ***
Jam menunjukan pukul 6.30 watunya Nata dan Niki berangkat kesekolah ini adalah hari yang sangat menegangkan bangi mereka karena pengumuman hasil ujian akhir sekolah akan diumumkan. Nata dan Niki bergegas berangkat kesekolah dengan motor vespa yang dimodivikasi ala-ala anak jaman sekarang.
“Okeeeeee Niki Siap yah?Barangkaaaaaaat” BREEEEEEEEEEEM……..BREEEEEEEEM…. menuju jalan kesekolah Nata dan Niki sangat deg…degan sekali… dan pada pukul 10.00 pengumuman kelulusanpun ditempel mereka melihat dengan perlahan nama-mana yang ada di papan pengumuman “Yeeeeeeeee Nat aku lulus”. soraknya dengan senang hati.. “Alhamdulillah aku juga Nik”.jawab Nata dengan muka gembira.
                                                                        ***
Setelah melewati masa liburan sekolah bersama akhirnya masa-masa SMA pun datang mereka bersekolah disekolah Musik. Jam menunjukan pukul 6.00 waktunya Nata dan Niki berangkat kesekolah baru mereka seperti biasa awal masuk SMA lengkap dengan atribut MOS dengan menggunakan tas kardus serta topi kerucut dikepala mereka dan lengkap dengan kunciran duabelas khusus untuk anak perempuan.  “Nat sumpah malu banget aku dengan dandanan yang kaya gini” “udahlah terima aja ini udah jadi tradisi tau Nik”. Sesampainya di sekolah Niki melihat kakak kelas yng super charming… Niki merasa bahwa dia memperhatikan Niki. “Nata..Nata tau gak itu kakak kelas super charming ngapain yah merhatiin aku terus aku jadi geer nih”Tanya Niki dengn muka polos “duuuh Niki kegeeran banget sih jadi orang siapa tau aja dia bukan merhatiin kamu”jawab Nata sambil tepok jidat. Seminggu selama MOS berlangsung Niki hanya membicarakan kakak kelas yang super charming, jelas Nata risih mendengarnya karena Nata tak mau Niki sakit hati dan sebenarnya Natapun menyukai Niki. Dan akhirnya MOS pun berakhir, dan pada saat itulah kakak kelas yang super charing yang bernama Niko mendekati Niki selalu mengantar jemput Niki sekolah. Jika weekend datang Niki selalu jalan-jalan dengan Niko dan Nata merasa kesepian karena jika weekend datang Nata dan Niki selalu bermain bersama. Natapun menjadi sendiri sebenarnya Nata telah menasehati Niki untuk tidak terlalu pecaya dengan Niko. Tapi Niki tak mau mendengar hanya dengan menjawab “Udahlah Nat tenag aja aku percaya ko sama Niko dia orangnya baik”. Nata melihat Niki akan pergi dengan Niko. Nikipun bete dan akhirnya membuat lagu untuk NIKI yang berjudul “SABAR”
                                                                        ****
Entah kenapa ketika Niki pulang kerumah rasanya ingin bermain dengan Nata. Nikipun bergegas kerumah Nata tanpa mengganti pakaian yang tadi dia kenakan ketika jalan-jalan dengan Nik. TOOOOK….TOOOOK…TOOOOOK “Permisi bi Nita nya ada?” Tanya Niki dengan muka capenya. “ ada non di taman belakang masuk aja”, ya terimakasih bi”jawab Niki. Niki segera menemui Nata ditaman belakang rumahnya, “NATAAAAAA!” Teriak Niki, tetapi Nata tidak menyaut karena tertidur. Niki mendekati Nata yang ketiduran sambil memeluk gitarnya. Dan Nikipun melihat selembar kertas bertuliskan lagu ciptaan Nata. Dengan suara Pelan Niki membacanya “To Niki”
SABAR
Sabar…. Sabarlah Cintaku….
Hanya sementara kau harus dengnnya
Kau harus bersamanya kini
Sabar…. Sabarlah Cintaku….
Takkan selamanya
Karena Sebenarnay kau tau sesungguhnya aku
Aku yang paling kau cinta
Aku yang paling kau mau
Rahasiakan aku
Sedalam-dalamnya cintmu
Aku yang paling kau cinta
Aku yang paling kau mau
Selamany dihidupmu
Aku Kekasihmu
                                                                        ****
Natapun terbangun karena mendengar suara Niki “Hah Niki ngapain kamu disini bukannya kau sedang jalan sama Niko” dengan mata setengah terbuka. “iya aku udah pulang terus aku langsung kesini”jawab Niki sambil memegang kertas lirik lagu buatan Nata. Nata melihat dan langsung mengambilnya “Niki gak sopan kamu mauin baca aja”tegas Nata.. “Nat itu lagu buat aku bangus banget, sebenarnya ada apa sih dengan kamu sampai-sampai buat lagu untuk aku”Tanya Niki. “gak ko geer aja kamu Nik”
Kan akhirnya Nata tidak bisa mengelak karena disitu tertuliskan “TO NIKI”
                                                            ^********END********^

@TrinityOptimaP #SabarGan


@afwah_afg

Jumat, 21 Juni 2013

EVALUASI PEMBELAJARAN - Penulisan Butir Soal untuk Instrumen Non Tes

 

BAB I
PENDAHULUAN
     A.    Latar Belakang
Kegiatan mengukur, menilai, dan mengevaluasi sangatlah penting dalam dunia
pendidikan. Hal ini tidak terlepas karena kegiatan tersebut merupakan suatu siklus yang
dibutuhkan untuk mengetahui sejauhmana pencapaian pendidikan telah terlaksana. Contohnya dalam evaluasi penilaian hasil belajar siswa, kegiatan pengukuran dan penilaian merupakan langkah awal dalam proses evaluasi tersebut. Kegiatan pengukuran yang dilakukan biasanya dituangkan dalam berbagai bentuk tes dan hal ini yang paling banyak digunakan. Namun, tes bukanlah satu-satunya alat dalam proses pengukuran, penilaian, dan evaluasi pendidikan sebab masih ada teknik lain yakni teknik “NON TES”.
Teknik non tes biasanya dilakukan dengan pengisian observasi, wawancara, angket (kuesioner), skala sikap dan lain-lain. Pada evaluasi penilaian hasil belajar,  teknik ini biasanya digunakan untuk mengukur pada ranah afektif dan psikomotorik, sedangkan teknik tes digunakan untuk mengukur pada ranah kognitif.

     B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan instrumen non-tes?
2.      Bagaimana  prosedur penyusunan kisi-kisi dari instrumen non-tes?
3.      Bagaimana cara pengambilan instrument non-tes?
4.      Bagaimana kaidah penulisan soal instrument non-tes?

     C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka, maka penulis memiliki tujuan yaitu, memahami pengertian, jenis-jenis, prosedur penyusunan kisi-kisi, kaidah penulisan dan cara menulis butir soal untuk instrument non-tes beserta contohnya.




BAB II
PEMBAHASAN

     A.    Pengertian Instrumen
Non-tes adalah instrumen selain tes prestasi belajar. Alat penilaian yang dapat digunakan antara lain adalah: lembar pengamatan/observasi (seperti catatan harian, portofolio, life skill) dan instrumen tes sikap, minat, dsb. Pada prinsipnya, prosedur penulisan butir soal untuk instrumen non-tes adalah sama dengan prosedur penulisan tes pada tes prestasi belajar, yaitu menyusun kisi-kisi tes, menuliskan butir soal berdasarkan kisi--kisinya, telaah, validasi butir, uji coba butir, perbaikan butir berdasarkan hasil uji coba.
Namun, dalam proses awalnya, sebelum menyusun kisi-kisi tes terdapat perbedaan dalam menentukan validitas isi/konstruknya. Dalam tes prestasi belajar, validitas isi diperoleh melalui kurikulum dan buku pelajaran, tetapi untuk non-tes validitas isi/konstruknya diperoleh melalui "teori". Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa atau kejadian, dsb. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990 : 932)

     B.     Pengamatan
Pengamatan merupakan suatu alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku peserta didik yang sesuai dengan kompetensi yang hendak diukur. Pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakan antara lain lembar pengamatan, penilaian portofolio dan penilaian kecakapan hidup. Pelaksanaan pengamatan sikap dapat dilakukan guru pada sebelum mengajar, saat mengajar, dan sesudah mengajar.
Perilaku minimal yang dapat dinilai dengan pengamatan untuk perilaku/budi pekerti peserta didik, misalnya: ketaatan pada ajaran agama, toleransi, disiplin, tanggung jawab, kasih sayang, gotong royong, kesetiakawanan, hormat-menghormati, sopan santun, dan jujur. Portofolio merupakan deskripsi peta perkembangan kemampuan individu peserta didik. Jadi portofolio merupakan ”kartu sehat” individu peserta didik. Bila ada peserta didik yang ”sakit”, tugas guru adalah (1) menentukan penyakitnya apa, kemudian (2) memberi obat yang tepat agar peserta didik cepat sembuh dari penyakitnya.
     C.    Pengambilan Data Instrumen Non-Tes
1.      Observasi
Observasi merupakan suatu teknik penilaian non-tes yang dilakukan secara langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya. Secara umun, observasi adalah cara menghimpun berbagai bahan keterangan (data) yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sitematis terhadap fenomena sebagai sasaran yang dapat dilakukan didalam ruang belajar (kelas), lapangan upacara, dan ruang lingkup sekolah lainnya.
Langkah-langkah menyusun observasi:
·         Merumuskan tujuan
·         Merumuskan kegiatan
·         Menyusun langkah-langkah
·         Menyusun kisi-kisi
·         Menyusun panduan observasi
·         Menyusun alat penilaian

2.      Wawancara
Wawancara atau interview termasuk salah satu alat penilaian non-tes yang digunakan untuk mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan responden dengan jalan Tanya jawab sepihak. Dengan kata lain, wawancara adalah cara menghimpun berbagai bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan Tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka serta dengan arah dan tujun yang telah ditentukan.
Wawancara dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1.      Interview bebas (tidak berstruktur atau tidak terpimpin), dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya tanpa dibatasi oleh berbagai patokan yang telah dibuat oleh subjek evaluasi ( tanpa terikat oleh berbagai ketentuan yang telah dibuat oleh pewawancara).
2.      Interview terpimpin (terstruktur), yaitu interview yang dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara mengajukan berbagai pertanyaan. Yang sudah diusun terlebih dahulu.
Sebagai alat penilaian, wawancara dapat digunakan utuk menilai hasil dan proses belajar. Berikut 3 aspek yang harus di perhatikan dalam melaksanakan wawancara:
a.       Tahap awal pelaksanaan wawancara bertujun untuk mengondisikan situasi wawancara. Buatlah situasi yang mengungkapkan suasana keakraba, sehingga siswa tidak merasa takut, dan ia terdorong untuk mengemukakan pendapatnya secara bebas dan benar atau jujur.
b.      Penggunaan pertanyaan. Setelah kondisi awal cukup baik, barulah diajukan pertanyan-pertanyaan sesuat dengan tujuan wawancara. Pertanyaan diajukan secara bertahap dan sistematis berdasarkn rambu-rambu atau kisi-kisi yang telah dibuat sebelumnya.
c.       Pencatatan hasil wawancara. Hasil wawancara sebaiknya dicatat saat itu juga agar tidak lupa.
Sebelum melaksanakan wawancara, perlu dirancang pedoman wawancara. Pedoman ini disusun dengan menempuh berbagai langkah sebagai berikut:
a.       tentukan tujuan yang ingin dicapai dari hasil wawancara.
b.      Berdasarkan tujuan yang ada, tentukan aspek-aspek yang akan diungkap dalam wawancara tersebut.
c.       Tentukan bentuk pertanyaan yang akan digunakan, bentuk berstruktur ataukah terbuka.
d.      Buat pertanyaan yang berstruktur atau bebas.
e.       Ada baiknya, dibuat pula pedoman mengolah dan menafsirkan hasil wawancra, baik pedoman wawancara terpimpin ataupun untuk wawancara bebas.
Berikut ini adalah contoh pedoman wawancara bebas.
Tujuan: Memperoleh informasi mengenai cara belajar cara belajar yang dilakukan oleh siswa dirumahnya.
Bentuk: Wawancara bebas
Responden: Siswa yang memperoleh hasil cukup tinggi.
Nama siswa    :……….
Kelas/semester:……….
Jenis kelamin  :……….


Pertanyaan Guru

Jawaban siswa
Komentar dan kesimpulan hasil wawancara
1.      Kapan dan berapa lama anda belajar dirumah?
2.      Bagaimana cara Anda mempersiapkan diri untuk belajar secara efektif?
3.      Kegiatan apa yang Anda lakukan pada waktu mempelajari bahan pelajaran?
4.      Seandainya Anda mengalami kesulitanndalam mempelajarinya, usaha apa yang Anda lakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut
5.      Dst.






Berikut ini keuntungan wawancara:
a.       Wawancara dapat memberikan ketenangan keadaan pribadi. Hal ini tergantung pada hubungan baik antara pewawancara dengan objek.
b.      Wawancara dapt dilaksanakan untuk setiap umur dan mudah dalam pelaksanaannya
c.       Wawancara depat dilakukan serempak dengan observasi
d.      Data tentang keadaan individu lebih banyak diperoleh dan lebih tepat dibandingkan dengan observasi dan angket
e.       Wawancara depat menimbulkan hubungan yang baik antara pewaancara dan objek.
Berikut ini kelemahan wawancara sebagai alat penilaian:
a.       Keberhasilan wawancara dapat dipengaruhi oleh kesediaan, kemampuan individu yang diwawancarai
b.      Kelancaran wawancara dapat dipengaruhi oleh keadaan sekitar pelaksanaan wawancara
c.       Wawacara menuntut penguasaan bahasa yang baik dan sempurna dari pewawancara.
d.      Adanya pengaruh subjektif dari pewawancara dapat mempengaruhi hasil wawancara.

3.      Angket (Kuisioner)
Kuisioner (questionnaire) juga sering dikenal sebagai angket. Pada dasarnya, angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan kuisioner ini, dapat diketahui keadaan atau data diri, pengalaman pengetahuan, sikap, atau pendapat seseorang. Angket sering digunakan untuk menilai hasil belajar ranah afektif dalam bentuk pilihan ganda maupun skala sikap.
Kuisioner dapat ditinjau dari beberapa segi. Pertama,ditinjau dari segi orang yang menjawab. Berikut ini pembagiannya:
a.       Kuisioner langsung, yaitu jika kuisioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang akan diminta jawaban tentang dirinya.
b.      Kuisioner tidak langsung, quisioner yang dikirimkan dan diisi oleh bukan orang diminta keterangannya.
Kedua, ditinjau dari segi cara menjawab. Berikut ini pembagiannya:
a.       Kuisioner tertutup, yakni kuisioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap, sehingga persegi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih.
b.      Kuisioner terbuka, yakni kuisioner yang disusun sedemikian rupa, sehingga para pengisi mengemukakan pendapatnya.
Ketiga,daftar cocok (check list), yaitu deretan pernyataan (yang biasanya singkat singkat), din mana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok ditempat yang sudah disediakan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun angket
1.      Pertanyaan hendaknya pendek dan jelas
2.      Mengandung satu jawaban
3.      Pertanyaan tidak boleh menyinggung perasaan peserta didik.

Berikut ini beberapa kelebihan angket (quisioner):
1.      Dengan angket, kita dapat memperoleh data dari sejumlah anak dengan hanya membutuhkan waktu yang singkat.
2.      Setiap anak dapat memperoleh sejumlah pertanyaan yang sama
3.      Dengan angkaet, pengaruh subjektif dari guru dapat dihindarkan.

Berikut ini beberapa kelemahan angket (quisioner):
1.      Pertanyaan yang diberikan melalui angket terbatas, sehingga apabila ada hal-hal yang kurang jelas, maka sulit diterangkan kembali.
2.      Terkadang, pertanyaan yang diberikan tidak dijawab oleh semua anak, atau mungkin dijawab, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
3.      Ada kemungkinan angket yang diberikan tidak dapat dikumpulkan semua karena banyak anak yang merasa kurang perlu hasil dari angket yang diterima.



     D.    Prosedur Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Non-tes
Dalam kisi-kisi non-tes biasanya formatnya berisi dimensi, indikator, jumlah butir soal per indikator, dan nomor butir soal. Formatnya seperti berikut ini.
Format kisi-kisi instrument non tes
No
Dimensi
Indikator
Jumlah soal perindikator
Nomor soal






Untuk mengisi kolom dimensi dan indikator, penulis soal harus mengetahui terlebih dahulu validitas konstruknya yang disusun/dirumuskan melalui teori. Cara termudah untuk mendapatkan teori adalah membaca beberapa buku, hasil penelitian, atau mencari informasi lain yang berhubungan dengan variabel atau tujuan tes yang dikehendaki. Oleh karena itu, peserta didik atau responden yang hendak mengerjakan tes ini (instrumen non-tes) tidak perlu mempersiapkan/belajar materi yang hendak diteskan terlebih dahulu seperti pada tes prestasi belajar.
Setelah teori diperoleh dari berbagai buku, maka langkah selanjutnya adalah menyimpulkan teori itu dan merumuskan mendefinisikan (yaitu definisi konsep dan definisi operasional) dengan kata-kata sendiri berdasarkan pendapat para ahli yang diperoleh dari beberapa buku yang telah dibaca. Definisi tentang teori yang dirumuskan inilah yang dinamakan konstruk. Berdasarkan konstruk yang telah dirumuskan itu, langkah selanjutnya adalah menentukan dimensi (tema-objek/hal-hal pokok yang menjadi pusat tinjauan teori), indikator (uraian/rincian dimensi yang akan diukur), dan penulisan butir soal berdasarkan indikatornya. Untuk lebih memudahkan dalam menyusun kisi-kisi tes, perhatikan alur urutannya seperti pada bagan berikut.


     E.     Kaidah penulisan Soal Instrumen Non-Tes
Kaidah penulisan untuk soal pilihan ganda adalah sebagai berikut:
1.      Materi
·         Rumusan soal harus sesuai dengan indikator
·         Pengecoh harus berfungsi, jangan terlalu kelihatan salahnya
·         Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau paling benar
·         Aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah sesuai dengan tuntutan dalam kisi-kisi (misa untuktes sikap : aspek kongnisi, afeksi atau konasinya dan pernyataan positif atau negatifnya).
2.      Konstruksi
·         Pernyataan dirumuskan denga singkat (tidak melebihi 20 kata) dan jelas.
·         Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak relevan objek yang dipersoalkan atau kalimatnya merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
·         Kaliatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda
·         Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.
·         Kalimatnya bebas dari pernyataan yang faktual atau dapat diinterpretasikan sebagai fakta.
·          Kalimatnya bebas dari pernyataan yang dapat diinterpretasikan lebih dari satu cara.
·         Kalimatnya bebas dari pernyataan yan mungkin disetujui atau dikosongkan oleh semua responden.
·         Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap.
·         Kalimatnya bebas dari peryataan yang tidak pasti seperti semua, selalu, kadang-kadang, tidak satupun, tidak pernah.
·         Jangan banyak mempergunakan kata Tanya, sekedar, semata-mata.

3.      Bahasa atau budaya
·         Bahasa soal harus komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didik atau responden.
·         Soal harus menggunakan bahasa Indonesia baku.
·         Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat atau tabu.
Kaidah penulisan untuk soal pilihan ganda adalah sebagai berikut:
·         Rumusan butir soal harus mengacu pada indikator yang telah dirumuskan
·         Batasan jawaban atau ruang lingkup yang hendak diukur harus jelas dan terukur.
·         Harus mengunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian
·         Hindari pertanyaan : siapa, apa,  bila
·         Menggunakan bahasa yang baku
·         Menghindari menggunakan kata-kata yang dapat ditafsirkan ganda
·         Buat petunjuk yang jelas bagaimana soal itu dikerjakan
·         Buat kunci jawaban berbarengan dengan membuat soal
·         Buat pedoman penskorannya
. F. Contoh Penulisan Kisi-kisi Non-Tes dan Butir soal
Dalam bagian ini disajikan beberapa contoh penulisan kisi-kisi tes dan penulisan butir soal yang sangat sederhana. Tujuan utamanya adalah agar contoh-contoh ini mudah dipahami oleh para guru di sekolah. Contoh yang akan disajikan adalah penulisan kisi-kisi dan butir soal untuk tes skala sikap, tes minat belajar, tes motivasi berprestasi, dan tes kreativitas. Untuk contoh instrumen non-tes lainnya, para guru dapat menyusunnya sendiri yang proses penyusunannya adalah sama dengan contoh yang ada di sini.
1.      Tes Skala Sikap
Berbagai definisi tentang sikap yang telah dikemukakan oleh para ahli, di antaranya adalah Mueller (1986: 3) yang menyampaikan 5 definisi dari 5 ahli, adalah seperti berikut ini.
(1) Sikap adalah afeksi untuk atau melawan, penilaian tentang, suka atau tidak suka, tanggapan positif/negatif terhadap suatu objek psikologis (Thurstone).
(2) Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak ke arah atau melawan suatu faktor lingkungan (Emory Bogardus).
(3) Sikap adalah kesiapsiagaan mental atau saraf (Goldon Allport).
(4) Sikap adalah konsistensi dalam tanggapan terhadap objek-objek sosial (Donald Cambell).
(5) Sikap merupakan tanggapan tersembunyi yang ditimbulkan oleh suatu nilai (Ralp Linton, ahli antropologi kebudayaan).
Berdasarkan beberapa definisi di atas, para ahli menyimpulkan bahwa sikap memiliki 3 komponen penting, yaitu komponen:
(1) kognisi yang berhubungan dengan kepercayaan, ide, dan konsep;
(2) afeksi yang mencakup perasaan seseorang; dan
(3) konasi yang merupakan kecenderungan bertingkah laku atau yang akan dilakukan.
Oleh karena itu, ketiga komponen ini dimasukkan di dalam format kisi-kisi "sikap belajar peserta didik" seperti contoh berikut. Adapun definisi operasional sikap belajar adalah kecenderungan bertindak dalam perubahan tingkah laku melalui latihan dan pengalaman dari keadaan tidak tahu menjadi tahu yang dapat diukur melalui: toleransi, kebersamaan dan gotong- royong, rasa kesetiakawanan, dan kejujuran.

No

Dimensi

Indikator
Nomor Soal yang Mengukur
Kognisi
Afeksi
Konasi
+
+
+
1.







2.





3.
Toleransi







Kebersamaan dan gotong royong


Dan seterusnya
a.       Mau menerima pendapat orang lain atau tidak memaksakan kehendak pribadi
b.      Tidak mudah tersinggung
a.       Dapat bekerja kelompok
b.      Rela berkorban untuk kepentingan umum
1





7
2





8
3





9
4





10

5





11
6





12

Tes soal skala sikap
No
Pernyatan
SS
S
TS
STS
1.

2.

3.
4.

5.

6.

7.
Mau menerima pendapat orang lain merupakan ciri bertoleransi
Untuk mewujudkan cita-cita harus memaksakan kehendak
Saya suka menerima pendapat orang lain
Saya memilih teman disekolah, saya utamakan mereka yang pintar saja
Kalau saya boleh memilih, saya akan selalu mendengarkan usul-usul kedua orang tuaku
Bekerjasama dengan orang yang berbeda suku harus dihindarkan
….




Keterangan : SS     = sangat setuju
                      S       = setuju
                      TS     = tidak setuju
                      STS   = sangat tidak setuju


2.      Tes minat belajar
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertatik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek ( Sumadi Suryabrata, 1988 : 109 ). Menurut Crow and Crow
Minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu. ( Johny Killis, 1988 : 26 )
Berdasarkan pendapat Crow and Crow dapat diambil pengertian bahwa individu yang mempunyai minat terhadap belajar, maka akan terdorong untuk memberikan perhatian terhadap Belajar tersebut.
Definisi operasional minat belajar adalah pilihan kesenangan dalam kelakuan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaannya yang dapat diukur melalui sukacita, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan.
Kisi-kisi tes minat belajar
No
Dimensi
Indikator
Nomor soal
1.

2.

3.

4.
Kesukaan

Ketertarikan

Perhatian

Keterlibatan
Gairah
Inisiatif
Responsif Kesegeraan
Konsentrasi
Ketelitian
Kemauan
Keuletan
Kerjakeras

1, 2, 3
4, 5
6, 7, 8
9, 10
11, 12,
13, 14
15,16
17, 18
19, 20




Tes soal minat belajar
No
Pernyataan
SL
SR
JR
TP
1.
2.
3.
4.
5.
Saya senang mengikuti pelajaran ini
Saya merasa rugi jika tidak mengikuti pelajaran ini
Saya merasa pelajaran ini sangat bermanfaat
Saya berusaha memiliki uku pelajaran ini
Saya mengerjakan soal latihan dirumah




Keterangan :   SL   = Selalu
                                    SR  = Sering
                                    JR   = Jarang
                                     TP   = tidak pernah
Keterangan : misalnya ada 10 pernyataan, dari 10 pernyataan ada 4 kategori skor terendah 10 dan skor tertinggi 40. 33-40 sangat berminat, 25-32 = berminat, 17-24= kurang berminat, 10-16= tidak berminat.
  1. Tes motivasi berprestasi
Definisi konsep Motivasi berprestasi adalah motivasi yang medorong peserta didik untuk berbuat baik dari apa yang dibuat atau diraih sebelumnya mapun yang dibuat atau diraih orang lain.
Definisi operasional Motivasi berprestasi adalah motivasi yang mendorong seseorang untuk berbuat lebih baik dari apa yang pernah dibuat atau diraih sebelumnya maupun yang dibuat atau diraih orang lain yang dapat diukur melalui:
a)      Berusaha untuk untuk unggul dalam kelompoknya
b)      Menyelesaikan tugas dengan baik
c)      Rasional dalammeraih keberhasilan
d)     Menyukai tantangan
e)      Menerima tanggung jawab pribadi untuk sukses
f)       Menyukai situasi pekerjaan dengan tanggung jawab pribadi, umpan balik dan resiko tingkat menengah.
Kisi-kisi motivasi berprestasi
No
Indikator
Nomor Pernyataan
Jumlah
Positif
Negatif
1.
2.
3
4.
Berusaha unggul
…..
1, 2
3, 4
4
Jumlah Pernyataan

10
10
20
Tes soal motivasi berprestasi
1)      Saya bekerja keras agar prestasi saya lebih baik dari pada teman-teman
a.      Selalu
b.      Sering
c.      Kadang-kadang
d.     Jarag
e.      Tidak pernah
2)      Saya menghindari upaya mengungguli prestasi teman-teman
a.      Selalu
b.      Sering
c.      Kadang-kadang
d.     Jarag
e.      Tidak pernah
3)      Saya berusaha untuk memperbaiki kinerja saya
a.      Selalu
b.      Sering
c.      Kadang-kadang
d.     Jarag
e.      Tidak pernah
4)      Saya mengabaikan tugas-tugas sebelum ada yang mengatur
a.      Selalu
b.      Sering
c.      Kadang-kadang
d.     Jarag
e.      Tidak pernah



Skor jawaban:
Skor jawaban
a
b
c
d
e
Pernyataan Positif
5
4
3
2
1
Pernyataan Negatif
1
2
3
4
5

       4.      Tes Kreativitas
Keativitas merupakan proses berfikir yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan secara benar dan bermanfaat (Devito, 1989: 118).
Ciri-ciri kreativitas berkaitan dengan imaginasi, orisinalitas, berfikir devergen, penemuan hal-hal yang bersifat baru, intuisi, hal-hal yang menyangkut perubahan dan eksploasi (coben,1976:17). Tes kreativitas teriri dari dua yaitu tes verbal dan tes gambar. Yang memilki ciri kelancaran, keluwesan, keaslian dan elaborasi (Torance, 1974:8).
Tes soal  kreativitas
Tes Verbal:
-          Misalnya diberikan tiga gambar ikan dalam akuarium yangmasing-masing dibedakan jumlah ikan dan makanannya. Pertanyaan : pilihan salah satu gambar yang anda sukai dan jelaskan mengapaanda menyukainya ! (dalam waktu 3 menit)
-          Buatlah kalimat sebanyak-banyaknya dengan kata “pintar” !(dalam wakyu3 menit)
-          Tuliskan bebagai cara tikus masuk kedalam rumah ! (dalam waktu 3 menit
Tes Gambar :
-          Disajikansebuh gambar yang belum selesai. Pertanyaan :selesaikan rancangan gambarberikut dan berikan judul sesuai dengan selera anda! (dalam waktu 3 menit)
-          Disajikan sebuah sketsa gambar yang belum selesai. Pertanyaan : selesaikan sketsa gambar menurut kesukaan anda dan seteah selesai berikan judulnya! (dalam waktu 3 menit).
-          Disajikan  buah titik A, B, C, D ,E dan F dengan posisi yang telah ditetapkan. Pertanyaan : buatlah gambar dari 6 titik ini, kemudian berikan judul.

       5.      Tes stress belajar (menghadapi ujian)
Definisi konsep Stress belajar adalah suatu kondisi kekuatan dan tanggapan sebagai interaksi dalam diri seseorang akibat dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala atau tuntutan belajar yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkan dan hasilnya dipersepsikan sebagai suatu yang tidak pasti atau penting.
Definisi operasional Stress belajar adalah suatu kekuatan dan tanggapan sebagai interaksi dala diri seseorang akibat dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala atau tuntutan belajar yang dikaitkan dengan apa yan sangat diinginkan dan hasil-hasilnya dipersepsikan sebagai suatu yang tidak pasti atau penting yang dapat diukur melalui :
a)      Tanggapan psikologis seperti perasaan cemas, khawatir, takut, tidak senang, perasaan terganggu dan lepas kendali
b)      Tanggapan fisik seperti rasa lela, jantun berdebar, rasa sakit dan tekanan darah tergaggu
c)      Tanggapan perceptual seperti anggapan dan keyakinan

No
Pernyataan
SS
S
KK
J
TP
1.
2.
3.
4.
5.

Saya cemas terhadap kemampuan saya disekolah
Saya takut rangking saya turun
Saya kehilangan nafsu makan setiap ada tugas
Jantung saya berdebar-debar ketika ada tes
….





       6.      Teknik penskoran
Cara untuk mensekor hasil jawaban peserta didik dari instrument non-tes contohnya adalah sebagai berikut:
Nama: Susiana
Kelas: VI-B
No
Pernyatan
SS
S
TS
STS
1.

2.

3.
4.

5.

6.

7.
Mau menerima pendapat orang lain merupakan ciri bertoleransi
Untuk mewujudkan cita-cita harus memaksakan kehendak
Saya suka menerima pendapat orang lain
Saya memilih teman disekolah, saya utamakan mereka yang pintar saja
Kalau saya boleh memilih, saya akan selalu mendengarkan usul-usul kedua orang tuaku
Bekerjasama dengan orang yang berbeda suku harus dihindarkan
….
×






×




×





×


×






×




Tes skala sikap, contoh pensekorannya adalah sebagai berikut:
a.       Perilaku positif terdapat pada soal nomor 1, 3, 5 dengan pemberian skor Sangat Setuju = 4, Setuju = 3, Tidak Setuju = 2, Sangat Tidak Setuju = 1.
b.      Perilaku negatif terdapat pada soal nomor 2, 4, 6 dengan pemberian skor Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Tidak Setuju = 3, Sangat Tidak Setuju = 4.
c.       Skor yang harus diperoleh dalam perilaku positif minimal 3 × 4 = 12, maksimal 3 × 5 = 15
d.      Skor yang harus di peroleh dalam perilaku negatif minimal 3 × 2 = 6, maksimal 3× 1 = 3
e.       Skor rata-rata perilaku minimal adalah (12 + 6) : 2 = 9 , perilaku maksimal adalah (15 + 3) : 2 = 9 .
f.       Jadi skor yang diperoleh Susiana adalah perilaku positif 5 + 4 + 1 = 10, perilaku negatif 4 + 2 + 3 = 9 skor akhir Susiana (10 + 9):2 = 9,5 atau 10
Jadi sikap Susiana tentang toleransi khususnya mau menerima pendapat orang lain masih kurang , artinya Susiana tidak mempunyai sikap yang begitu tinggi tentang mau menerima pendapat orang lain, oleh karena itu dia perlu pembinaan dan peningkatan khususnya mengenai perilaku ini.




BAB III
PENUTUP
     A.    Kesimpulan
Penilaian non-tes berarti melaksanakan penilaian pada pembelajaran dengan tidak melakukan tes. Pengambilan data instrument non-tes menggunakan observasi, wawancara, angket/quisioner dan kaidah penulisan instrument non-tes harus melihat konstruksi, materi dan bahasa atau budaya. Contoh instrument non tes diantaranya skala sikap, tes minat belajar, tes motivasi berprestasi, dan tes kreatifitas

     B.     Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi penulisan butir soal untuk instrument non-tes,tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada umumnya.


DAFTAR PUSTAKA
Nur, Dewi dkk. 2009. Teknik dan Alat Evaluasi Pendidikan Nontes. Bogor. Laporan kegiatan
Uno, Hamzah B. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
http://www.slideshare.net/gatutsuliana/kartu-saol